Teknologi komunikasi data terus berkembang. Salah satu teknologi terbaik dalam melakukan komunikasi data adalah Fiber Optik. Untungnya walau kampus di balik bukit, tapi kita bisa tetap mengikuti tren teknologi. Dengan harga yang semakin terjangkau serta kemudahan diakses di daerah membuat kami tergiur untuk mengimplementasikan Fiber Optik ini di kampus.
Fiber optik tersebut sudah mulai kami implementasikan di kampus. Salah program kami di tahun 2021 ini adalah Fiberisasi. Infrastruktur lama seperti penggunaan radio dengan mode point to point mulai kita migrasikan. Kabel SUTP utk tarikan-tarikan panjang sudah mulai kami ganti dengan Fiber Optik. Proses Fiberisasi atau pembangunan Fiber Optik sebagai backbone utama dalam jaringan internet mulai mulai terealisasikan.
Lalu apa dampaknya?
Tahun 2018 jaringan internet di kampus kami masih menggunakan SUTP sebagai backbone utama. SUTP ini lumayan bandel, awet. Namun kami gunakan hanya yang berjarak kurang dari 150m. Kalau sudah lebih dari 100 meter, penurunan kualitasnya lumayan terasa. Bahkan area tertentu mentok di 100Mbps karena tarikan kabel SUTP yang terlalu panjang. Untuk jarak lebih dari 150m kami hubungkan dengan menggunakan radio dgn mode point to point. Senjata utama tentu produk dari UBNT. Hasilnya lumayan bagus, dengan seri yg litebeam AC saja bisa upto 700mbps. Namun, kendala muncul saat pohon mulai tinggi. Maklum beberapa radio masih numpang di gedung2 lantai 2. Sehingga besar kemungkinan akan tertutup pohon. Kalau pohon nya di tebang, kasian…
Dengan Fiber Optik ini, tentu layanan bisa menjadi lebih stabil dan bebas dari pohon besar. Walaupun jarak lumayan jauh, misalnya dari perpustakaan ke Ruang Publik Kreatif, itu bentang Fiber Optik nya hingga 800m. Ruang IT ke Lab komputer 250m. Gedung Rektorat ke Ekonomi > 1000m. Semua terhubung dalam satu jaringan. Belum lagi dikombinasikan dengan Access Point dual band dgn speed up to 1200MBPS. Hasilnya… naaaissss ^.^
Source : Made Widiarta